Anonim

 

Wanita tidak bisa mengatakan luka kepada seseorang yang membuatnya terluka

Ia akan melempar tangisnya ke cakrawala, dan terjatuh di berbagai rupa dunia

Entah itu di bunga, di gurun, di daunm atau di jernih hujan yang menutupi dirinya tengah bertuai tangisan


Dimana pun titik jatuhnya

Bunga memekar, gurun merimbun

Daun mengembang, hujan menumbuh

Tepat saat kurawat cinta diantaranya


Aku tengah membicarakanmu di keadaan yang paling wajar

Tanpa harap yang jadi sebab dari patahnya akibat

Tanpa Perhatian yang jadi landasan hadirnya perasaan

Aku menampung jernih hujan di telapak tangan tanpa genggaman 

Kau yang seutuhnya pernah kuciptakan di dalam fiksi, tidak bisa kujadikannya lebih lugas menjadi fakta


Aku adalah bentuk sama seperti kali terakhir dirimu meninggalkannya

Yang berubah hanya

Aku tidak bisa hidup tanpamu menjadi aku bersyukur pernah memilikimu

Aku takut kehilanganmu menjadi aku bahagia pernah menemukanmu

Aku pernah terluka karenamu menjadi aku mendewasa karena luka


Dan kebijaksanaan awan mengajarkan hal indah 

Bahkan saat bentuknya dari aliran limbah 

Ia mengembalikannya dalam bentuk bersih

Meski dari unsur yang tidak jernih


Karena selalu ada pulang yang tidak selalu tentang rumah

Karena ada semesta yang tak hanya memberi tempat buat orang-orang bahagia saja

Karena ada dunia yang juga menyediakanmu tempat untuk tidak baik-baik saja

Dan itu cukup untuk setiap luka dan air mata


Pulanglah

Ada tanah tempatmu menyungkur dan bertengadah

Ada angkasa tempatmu berkata mengangkat doa

Ada sunyi tempatmu berkontemplasi membaca diri

Dan ada aku yang pernah menjadi rumah terbaikmu

Karena bentuk kepedulian adalah sifat dasarnya manusia untuk manusiawi


Percayalah

Ada apapun bentuk kepulangan

Yang tidak selalu tentang rumah

Ada apapun bentuk penyambutan

Yang tidak selalu tentang pertemuan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berusaha di Jalan yang Sama

Ruang Nasihat

Reminder