Teruntuk
Teruntuk seseorang yang menghargai perasaanku dan senantiasa
mengistimewakan meski tidak dalam satu taut jemari nyata, yang mungkin aku
tidak tahu bagaimana dengannya.
Terima kasih telah terlampau baik pada perempuan ini.
Terima kasih atas seluruh pembelajaran yang telah dirimu
basuhkan dalam selubung rumitnya hidupku.
Terima kasih atas sepasang telinga yang tidak henti menjadi
tabah untuk sesekali kesahku, menyediakan telinga untuk isak tangis yang
lagi-lagi sulit disembunyi.
Terima kasih telah dengan rela mendengar banyak hal yang
memancing emosi.
Terima kasih atas koreksi-koreksi yang kamu sematkan secara
sembunyi pada diriku yang usai pulih.
Terima kasih karena pernah dan mungkin akan tetap mengasihi
kerasnya naluriku.
Terima kasih atas usahamu yang membuat kesedihanku reda,dan
berbuah tawa menggema.
Terima kasih atas rengkuhan tubuhmu yang sesekali hadir di
gigilnya mimpi-mimpi malamku.
Terima kasih atas naungan tanganmu yang menampung bulir
dipermukaan pipiku.
Terima kasih atas nasihatmu yang menuntun kesalahanku
mencipta pengalaman sempurnanya.
Terima kasih atas kecukupanmu melengkapi kurangku.
Terima kasih telah bersedia memberiku separuh waktumu yang
terlampau berharga.
Terima kasih berkat
cerminan jiwamu yang tangguh aku telah tumbuh menjelma ranting-ranting
baru tanpa daun di musim penghujung kisah.
Ketahuilah, aku adalah kekurangan. Sesuatu yang tidak
sempurna, juga penuh celah
Sebagaimana pohon layu engkau sirami aku dengan senandung
tutur lembutmu pada terik yang pelik.
Aku tahu kita pernah begitu amin dalam seluruh angan, merasa
saling mengamankan sesuatu yang ternyata kini terjelma pemberontakan.
Aku tahu kita pernah begitu lancar dalam menuliskan
keinginan, berprasangka dunia akan ikut andil menyetujuinya.
Namun tanpa segan, realita membantah pengajuan pesan-pesan
permohonan.
Aku tetap berprasangka bajik, barangkali belum saat ini.
Ketahuilah meski kapal yang telah dirakit hanya berlabuh di
tengah samudera tanpa berniat angin mengarahkannya menuju dermaga, doa-doaku
perihal bahagiamu akan terus berlayar tanpa skala.
Kita hanya sedang mengistirahatkan keadaan yang lincah
mencederai batin, menyesuaikan kalimatmu yang terpampang di figura “ Tidak
segala hal dapat dipaksakan.”
Maka pada paragraf ini aku segera berjalan, meski topanganku kini berseberangan.
Di perjalanan nanti.
Kamu akan menyadari tentang kepala ini yang terlalu riuh.
Kamu pun akan menemukan banyak fakta tentang aku yang selalu
mengkhawatirkanmu.
Kamu akan paham tentang betapa ucapan terima kasih ini tidak
akan pernah cukup untuk menggambarkan bahagiaku, tersebab entah pada alasan
yang mana kamu justru masih memilih terus ada.
Terima kasih banyak.
Dan apabila waktuku hanya sebatas tercipta untuk menemani
perjalananmu, maka izinkanlah aku mengungkap kepada sang pencipta bahwasannya
ada rasa yang begitu luas kutanam sejak kali pertama kuputuskan bersama dengan
langkahmu.
Kamu perlu tahu sesuatu tentangku, aku adalah perempuan yang
begitu lapang dalam mencintaimu ketika diam, seperti ruang kosong tanpa barang,
aku menempatkanmu diseparuh sisinya. Untuk yang separuh lagi ku bebaskan namamu
menggema sebagai doa-doa laksana pesan yang tertitipkan dengan ikhlas.
Seandainya kamu tahu, jarak yang kamu pahat kini membuatku
tersadar, jika aku berani jatuh cinta, aku juga harus berani menanggung resiko
terpeliknya.
Tidak apa-apa, Mungkin dengan ini dapat menjadi cara menuangkan
kasih yang tabah.
Dan dengan menulis seperti ini, aku begitu merasa lega
terhadap apa yang aku rasa.
Entah kapan kamu akan mengetahui dan membaca tulisan ini, yang
mungkin aku tidak tahu apakah kamu mengetahui dan membacanya tentang tulisan
ini. Semoga sang pencipta punya waktu untuk mempertemukan kembali
Terutama membuatmu membaca serangkaian tulisan ini, yang membuktikan bahwa diriku tak
pernah sedikit pun untuk menyakitimu dan tak pernah berbohong perihal mu.
Kupasrahkan semuanya pada sang pencipta.
Pesanku untuk mu, kamu harus bahagia dan membuktikan kepada
semua orang kalau kamu bisa.
Tetap lah jadi sesosok laki-laki kuat yang aku kenal
Tetap lah jadi sesosok laki-laki yang terlihat bahagia yang
aku kenal
Tetap lah jadi sesosok laki-laki yang apa adanya dan
bertanggung jawab.
Doa ku selalu menyertaimu, yang mengharapkanmu selalu
baik-baik saja
Semoga waktu selalu memberi ruang untuk mempertemukan.
Mempertemukan dalam keadaan yang tepat.
"Semangat" satu kata yang mengingatkan :)
Komentar
Posting Komentar