Bisikan Sebuah Rasa
Deburan ombak laut, ya?
datang setiap saat, setiap saya lelah dan bahagia
Selalu ada, tidak pernah kemana-mana. Selalu membuat saya tertawa, padahal tidak ada yang di lakukannya.
Selalu memeluk ketika saya lelah, padahal kenyataannya tidak pernah bergerak, menatapnya saja, saya tenang.
Tapi, lagi-lagi kamu seperti deburan ombak.
Menghilangkan segala sesuatu yang menyelami mu terlalu dalam, kalau saya meminta izin sebelum jatuh lebih dalam lagi, apa kamu mengizinkan?
atau, tetap saja ini sebuah permainan? dimana akan ada yang kalah nantinya.
Karena saya ingin menjadikanmu jalan pulang, bukan hanya sementara
Meskipun tak pernah tahu tujuan hatimu pada siapa
Tetapi hati saya kian enggan untuk pergi. Bahkan ia memilih terluka dibanding menyelamatkan diri, sebodoh itu memang. Tahukah kamu berapa lama saya menunggumu agar kamu berbalik menoleh kepada saya?
Lihat! saya tepat dibelakangmu, namun kamu enggan untuk berbalik dan diam membisu tanpa kata yang pasti.
Apakah sang pencipta sedang mempermainkan saya atau ia sedang mencoba naskah baru dalam cerita saya?
Ada banyak hal yang tidak terduga, dalam hidup ini.
Seperti persoalan perpisahan, namun jika lebih dimengerti, memang benar bukan?
Sang pencipta selalu punya cara untuk menyatukan dua insan.
Karena pada akhirnya, yang ditakdirkan bersama pasti akan bertemu. Begitu juga sebaliknya.
Jika memang tidak ditakdirkan untuk bersama, selama apapun bertahan pasti akhirnya akan dipisahkan.
Kita hanyalah dua insan yang dipertemukan sang pencipta, dipersatukan oleh rasa hingga pada akhirnya dipisahkan oleh keadaan.
Terkadang pula kita dipertemukan oleh keadaan yang pada dasarnya kita pun tak ingin.
tetapi apa boleh buat? sejauh apapun saya berlari, nyatanya saya berada di titik ini, titik dimana saya merasa runtuh.
Saya dihempaskan pada ribuan kilometer, dengan begitu hebatnya bahkan teriak pun saya tak mampu
Tenaga saya hampir habis tetapi rasa yang kamu titipkan selalu berhasil menguatkan saya.
Ini ujian proses pendewasaan, sekuat mana antara saya dan kamu dapat bertahan agar tetap terikat.
Maaf menorek luka walaupun sebenarnya kita sama-sama tidak dalam keadaan baik.
Saya merasa gagal, saat ini kamu patah begitupun saya. Tetapi percayalah, patahmu kali ini tetap sama seperti sebelumnya, saya yang akan memeluk luka itu, hingga kembali pulih
Dan sederas apapun tangis di pipimu, saya yang akan menghapusnya
Saya harap, semoga kita selalu kuat, untuk hari ini, esok dan nanti.
Kamu dan aku menyadari bahwa ini bukan jalan yang mudah.
Aku terdiam dalam lantunan doa yang tak pernah berhenti ku langitkan
Setiap malam-malam yang ada, waktu-waktu yang tersisa. Selalu kuhabiskan hanya untuk menyerukan namamu.
Beginilah cara saya mengutarakannya. Bukan padamu, melainkan kepada sang pencipta yang memiliki segalanya.
Banyak keraguan yang pada akhirnya membuatku tidak berani bersuara . Ketakutan yang tak ingin mengulangi kesalahan yang dilakukan. Namun, tak apa. Begini saja rasanya sudah lebih dari cukup meski memang beginilah jalan yang seharusnya kulalui.
Kamu sibuk dengan duniamu, begitupun aku. Tak ada lagi pesan dan sapaan setiap harinya.
Dan semoga semesta selalu mengizinkan aku dan kamu selalu bahagia. Meskipun harus melawan arah hati.
Pada akhirnya hanya lantunan-lantunan doa dan keyakinan untuk menguatkan segalanya
Karena tidak mudah bagi saya untuk memulai kembali dan mencoba hal baru. Bagi saya hal yang sangat sangat tidak mudah adalah mempertahankan dan memperbaiki yang telah ada. Karena bertahan untuk menuju titik indah pasti ada lika liku yang mesti dilewati dan dihadapi. Meskipun hasil akhirnya tidak tahu seperti apa. Saya harap kita bisa melewatinya dengan bersama agar tahu bagaimana memulainya dari awal sampai akhir menuju kebahagiaan yang diinginkan
Komentar
Posting Komentar